Namun seiring waktu, masyarakat di hadapkan pada gambaran buruk dampak negatif dari zat-zat tersebut. Kebanyakan yang berdampak negatif adalah bahan kimia sintetis. Karena itu, arah kecenderungan masyarakat mulai beralih kepada kosmetik herbal. Diharapkan dengan beralih ke bahan herbal maka dampak negatif dari zat-zat tersebut bisa dieliminasi. Dari sana masyarakat bisa menemukan kosmetik herbal dan aman.
Kategori Kosmetik
Berdasarkan sudut pandang farmakognosi, kosmetik herbal dapat dibagi menjadi tiga. Kelompok pertama adalah jamu. Jamu merupakan tumbuhan yang diekstrak dan dijadikan sebagai bahan untuk menyehatkan bagian tubuh manusia, namun belum teruji secara klinis maupun pra-klinis. Pada umumnya jamu dipilih karena resep tradisional turun-temurun untuk kesehatan ataupun pengobatan.Yang kedua adalah kosmetik herbal terstandar. Kelompok ini sudah terspesifikasi, maksudnya yang terdapat di dalam kosmetik tersebut adalah senyawa penting untuk khasiat tertentu saja sehingga lebih efektif khasiatnya. Selain itu, obat ini sudah teruji secara pra-klinis atau dengan kata lain sudah diuji di dalam sel makhluk hidup lain (hewan).
Yang ketiga adalah fitofarmaka. Kelompok ini paling baik kualitasnya karena dibuat dengan pengolahan senyawa tertentu untuk khasiat tertentu pula sehingga zat-zat yang tidak perlu tidak akan ikut terkonsumsi. Kosmetik ini telah teruji secara klinis, yakni sudah pernah diujicobakan pada manusia sehingga kualitasnya terjamin .
Perbedaan Kosmetik Herbal dan Bukan
Maka perbedaan antara kosmetik herbal dan bukan terletak pada bahan bakunya. Bila bahan baku kosmetik tersebut berasal dari tanaman alami (Herba : tidak berkayu (perdu)) bukan bahan sintetis kimia maka ia bisa disebut kosmetik herbal. Meski dalam proses dan hasil akhirnya bisa saja melibatkan atau menjadi bahan kimia tertentu.Bahan baku alami ini secara umum memang aman. Karena dalam suatu tanaman yang lengkap sering terdapat penawar atas zat aktif yang dimiliki oleh tanaman tersebut. Hal ini terlihat misalnya pada kunyit. Kunyit memiliki zat yang merugikan tubuh, namun di dalam kunyit ada pula zat yang menekan dampak negatif tersebut.
Namun penggunaan kosmetik herbal belum tentu aman 100 %. Penggunaan yang berlebihan dan intensitas yang kuat tetap berpengaruh pada bagian tubuh. Contoh pada buah pare. Seorang pria penderita diabetes mendadak mengalami impotensi setelah rutin mengonsumsi buah pare untuk menurunkan gula darahnya. Setelah dilakukan penelusuran, ternyata hal itu disebabkan buah pare yang dikonsumsi adalah mentah dan overdosis.